“Gelisah. Serba salah. Rasa berdosa.”
Begitulah belitan rasa seorang bekas guru agama yang telah berbakti lebih 28 tahun di beberapa buah sekolah di pedalaman. Setiap batuk dan lenguh di usia senja seakan mengingatkan dosanya yang tidak terampun. Di sebalik gelaran pendidik, tersimpan parut-parut lama — tamparan, herdikan dan amarah yang pernah melukai anak-anak didiknya, kini menjadi bayang-bayang yang menyesakkan dada.
Alias, Mudin, Sakinah dan Mohd. Dhuha. Nama-nama itu kekal sebagai ingatan pahit yang tidak mampu dipadam. Namun yang lebih menggamit resah adalah Kamariah, anak tunggal yang disayanginya. Kamariah mahu menjadi guru, sama seperti dirinya dahulu. Namun bagi sang bapa, jalan itu terlalu rapuh untuk diulang. Baginya, profesi guru bukan sekadar soal mulia atau tidak. Ia tentang ketahanan jiwa — mampukah Kamariah menghadapi kerenah dan dugaan dunia pendidikan, seperti dirinya yang pernah tewas dan terjerumus dalam kehampaan?
Masih adakah ruang untuknya menebus amanah, meraih keberkatan dan memaknakan kemurabbian — saat segala-galanya telah berlalu?
Ditulis dengan ketajaman renungan dan gaya penceritaan yang jujur oleh Azizi Abdullah, Memoir Seorang Guru adalah sebuah naskhah tentang penyesalan, kasih sayang dan perjuangan jiwa yang telah diangkat ke layar perak pada tahun 2024.
Weight | 0.3 kg |
---|---|
Dimensions | 10 × 14 × 21 cm |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Co-working space l Seminar l Kelas l Wacana l dan lain-lain ?
Reviews
There are no reviews yet.