5 bintang diberi untuk novel ini. Malah, jika ada nilaian 10 bintang, maka sangat layak novel ini menerima kesepuluh bintang tersebut.

Sekian sudah menelaah naskhah yang disebut oleh Bang Andrea, naskhah yang menimbulkan perasaan yang sama dalam diri beliau semasa menulisnya, seperti perasaan saat menukilkan Laskar Pelangi.

Membaca Guru Aini menghadirkan perasaan yang sama saat membaca Laskar Pelangi pertama kali saat saya SMA. Satir terhadap dunia pendidikan yang dikemas dalam cerita yang mengharu biru. Andrea Hirata juara sekali memparodikan kisah nelangsa dengan jenaka, yang bisa membuat saya tertawa dan berkaca-kaca sekaligus.

Buku ini bercerita tentang perjuangan guru Desi mengajar matematika di sebuah SMA di daerah Ketumbi. Begitu pula perjuangan Aini untuk memahami matematika dan menguasainya demi sebuah cita-cita mulia; menjadi dokter dan mengobati penyakit ayahnya. Ada bagian kocak, perenungan dan bagian haru dalam buku ini. "Mereka yang ingin belajar, tak bisa diusir"

Buku ini adalah prekuel kepada Orang-orang Biasa. Bagaimana kisah Rombongan 9 merancang untuk merompak sebuah bank yang dikira semua itu adala duit rakyat yang memerlukan. Saat membaca OOB, ketawa saya tidak putus kerana lucu sekali mereka semua itu. Namun untuk GA, unsur lucu tetap ada tetapi lebih kepada membangkitkan semangat dan azam.

Hal yang selalu saya sukai dari novel-novel Pak Cik Andrea adalah cara beliau menggambarkan tokoh-tokoh utama di bukunya yang selalu sarat dengan semangat perjuangan dan optimisme untuk mencapai cita-cita yang terkadang sederhana namun penuh makna. Terdengar klise tapi saya selalu merasa lebih bahagia dan positif setelah membaca mahakarya Pak Cik yang juga seringkali mengajarkan kita untuk tetap menerima dan mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan, namun tetap berusaha menjadi lebih baik. Selain gaya penceritaan jenaka Pak Cik yang sukses bikin saya terpingkal di setiap babnya, novel ini juga sukses menyuguhkan potret problematika anak pelosok yang potensial namun terhalang kemiskinan struktural untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi.